TERAPI ANTIANEMIA PADA PASIEN PENYAKIT GINJAL KRONIK YANG MENJALANI HEMODIALISIS DI SALAH SATU RUMAH SAKIT SWASTA DI YOGYAKARTA

Adnan Adnan, Salsabila Julia Virti

Abstract


Latar belakang: Sebanyak 80-90% pasien yang mendapatkan terapi hemodialisa akan mengalami anemia. Kekurangan hormon eritropoietin menjadi penyebab terjadinya anemia pada pasien penyakit ginjal kronik.

Tujuan: Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran karakteristik demografi dan klinik serta terapi antianemia pada pasien Penyakit Ginjal Kronis yang menjalani hemodialisa di salah satu Rumah Sakit Swasta di Yogyakarta.

Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional deskriptif. Pengambilan data berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi yang dilakukan secara retrospektif, diambil sebanyak 58 sampel data rekam medis pasien PGK yang menjalani hemodialisa.

Hasil: Berdasar karakteristik demografi, didapatkan data yang paling banyak untuk usia lebih besar sama dengan 55 tahun sebanyak 35 (60,3%), jenis kelamin pria 31 (53,4%), Pendidikan terakhir SMA 35 (60,3%), pekerjaan karyawan swasta 30 (51,7%), penyakit penyerta hipertensi 22 (37,9%), mayoritas lama pasien menjalani hemodialisa selama 24 bulan (51,7%), dan frekuensi terapi hemodialisa sebanyak 2x seminggu (100%). Terapi antianemia yang paling banyak diberikan yaitu terapi kombinasi berupa eritropoietin dan asam folat (44,8%).

Kesimpulan: pada penelitian ini berdasar usia paling banyak adalah diatas 55 tahun, jenis kelamin pria, Pendidikan terakhir SMA, dan pekerjaan adalah karywan swasta. Penyakit penyerta yang paling bnayak menyertai adalah hipertensi dan obat antianemia yang paling banyak digunakan adalah kombinasi eritropoietin dan asam folat.

Full Text:

PDF

Refbacks

  • There are currently no refbacks.