Keefektifan bimbingan kelompok dengan teknik problem solving dalam upaya mencegah terciptanya konflik kelitih pada siswa

Khairul Dwi Pangestu, Akhmad Fajar Prasetya

Abstract


 

Klitih merupakan istilah Jawa khususnya Yogyakarta, mengacu pada tindakan keluar rumah tanpa tujuan untuk menghabiskan waktu. Awalnya, itu berarti pergi keluar pada malam hari untuk melakukan aktivitas yang menghilangkan kepenatan. Itu adalah praktik komunitas untuk mengatasi kelelahan. Demikian pula, klitih menggambarkan jalan santai. Namun seiring berjalannya waktu, makna klitih berubah menjadi konotasi yang merendahkan dan dikaitkan dengan tindakan kekerasan yang melibatkan senjata tajam. Fenomena klitih berawal dari berkumpulnya para remaja namun akhirnya menjelma menjadi geng remaja egois yang melakukan perilaku kekerasan. Tingkah laku seperti itu mencirikan tindakan pemuda yang agresif. Secara umum, kekerasan dapat merujuk pada dua hal: menyakiti dan menyakiti orang lain, dan menggunakan kekuatan fisik yang menyimpang dari norma budaya. Remaja sering mencari identitas dan tujuan mereka melalui tindakan mereka, yang bertujuan untuk menemukan jati diri mereka yang sebenarnya.

Bimbingan kelompok dianggap sebagai pendekatan yang tepat karena memungkinkan siswa untuk mengembangkan perspektif mereka dan mengungkapkan pendapat mereka. Strategi pemecahan masalah melibatkan pengajaran teknik kognitif-perilaku yang membantu individu mengatasi tantangan pribadi dalam kehidupan sehari-hari mereka. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif berupa wawancara, observasi, dokumentasi, dan angket. Penelitian ini bertujuan untuk mencegah perilaku berbahaya yang terkait dengan kekerasan remaja dari berbagai perspektif. Ini diakui sebagai masalah signifikan yang akan membutuhkan waktu untuk diselesaikan, membuat pencegahan lebih penting daripada sekadar memberantas kegiatan kriminal. Pencegahan harus mendarah daging sebagai kebiasaan dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan dan lingkungan memainkan peran penting dalam mengelola perilaku kekerasan remaja. Institusi pendidikan, khususnya, memiliki tanggung jawab penting dalam membimbing pemuda menuju arah yang positif.


Full Text:

PDF

References


Aditya, R. (2022). Sejarah Klitih: Asal-Usul, Arti Istilah dan Aksi Kejahatan Jalanan yang Kerap Terjadi di Jogja..

Fuadi, A., Muti’ah, T., & Hartosujono, H. (2019). Faktor-Faktor Determinasi Perilaku Klitih. JURNAL SPIRITS, 9(2), 88. https://doi.org/10.30738/spirits.v9i2.6324

Hanggoro, D. (2022). Fenomena Klitih Serta Dampaknya Terhadap Perilaku Komunikasi Korban Klitih Di Yogyakarta.

Jatmiko, D. (2021). Kenakalan remaja klithih yang mengarah pada konflik sosial dan kekerasan di Yogyakarta. Humanika, 21(2), 129–150. https://doi.org/10.21831/hum.v21i2.37480

Lestiyaningsih, A., Endang, B., & Astuti, I. (n.d.). Layanan Bimbingan Kelompok Dalam Mengembangkanmotivasi Berprestasi Siswa Di Sekolah.

Rosidah, A. (2016). Bimbingan Kelompok Melalui Teknik Problem Solving Untuk Meningkatkan Penyesuaian Diri Siswa Terisolir. 2(2).

Setianingsih, E. S., Sutoyo, A., & Purwanto, E. (2014). Pengembangan Model Bimbingan Kelompok Teknik Pemecahan Masalah Untuk Meningkatkan Keterbukaan Diri Siswa.

Setiawan, M. A. (2015). Model Konseling Kelompok Dengan Teknik Problem Solving Untuk Meningkatkan Self-Efficacy Akademik Siswa.

Siregar, R. R., & Siregar, R. R. (2020). Moral Disengagement Sebagai Prediktor Terhadap Perilaku Agresif Remaja. Jurnal Ecopsy, 7(1). Https://Doi.Org/10.20527/Ecopsy.V7i1.6068

Sumara, D., Humaedi, S., & Santoso, M. B. (2017). Kenakalan Remaja Dan Penanganannya. Jurnal Penelitian, 4(2).

Wijanarko, A., & Ginting, R. (2021). Kejahatan Jalanan Klitih Oleh Anak Di Yogyakarta. Recidive : Jurnal Hukum Pidana dan Penanggulangan Kejahatan, 10(1), 23. https://doi.org/10.20961/recidive.v10i1.58845


Refbacks

  • There are currently no refbacks.