Analisis Bentuk dan Isi Syair Adat Tung Piong di Desa Koting D Kecamatan Koting
Abstract
Dampak langsung dari globalisasi adalah tergerusnya,bahasa,seni,serta adat-istiadat yang selama ini dijaga dan dilestarikan oleh nenek moyang,akan hilang dan tidak dikenali lagi oleh generasi muda yang hidup di zaman sekarang.padahal sastra lisan adat istiadat justru memiliki nilai-nilai karakter yang mampu menjadi pedoman dalam hidup bermasyarakat berbangsa dan bernegara.berhadapan dengan tradisi syair adat ritual tung piong yang merupakan bagian dari syair adat yang belakangan eksisitensinya mulai hilang oleh perkembangan globalisasi.tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan bentuk dan isi dari syair adat ritual tung piong di watu mahang dan wu’a mahe pada masyarakat di desa koting d, kecamatan koting . Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan strukturalisme. Penelitian ini menggunakan metode deskripsi kualitatif. Sumber data diperoleh secara langsung dari pemegang adat berupa tuturan yang dilantunkan pada saat melakukan ritual tung piong. Data dikumpulkan dengan menggunakan teknik simak, rekam dan catat. Hasil penelitian dianalisis dengan tahapan perangkuman data, penyajian data, verifikasi data, dan penarikan kesimpulan. Hasil dari penelitian yaitu syair adat yang terdapat pada tung piong di watu mahang terdiri dari 3 bait, bait pertama terdiri dari 4 larik, bait kedua terdiri dari 4 larik dan bait ketiga terdiri dari 5 larik. Setiap baris terdiri dari 8 sampai 10 suku kata. Sedangkan pada syair adat di wu’a mahe terdiri dari 2 bait, bait pertama terdiri dari 4 larik, bait kedua terdiri dari 6 larik. Setiap baris terdiri dari 8 sampai 10 suku kata. Isi dari syair adat tung piong watu mahang dan wu’a mahe berisi tentang permohonan, ucapan syukur, sebagai bentuk penghormatan kepada sang pencipt, alam dan leleuhur.
Full Text:
PDFReferences
Endraswara, S. (2013). Metode penelitian Sastra: Epistemologi, Model, Teori dan Aplikasi. Jakarta: PT. Buku Seru.
Amir, A. (2013). Sastra Lisan Indonesia. Yogyakarta: Andi Publisher.
Bura, B., Sarjono, R. A., Yani, A., Nasa, R., & Seles, S. (2017). Analisis Struktur Batin Dalam Syair Adat Poto Wua Ta’a. CARWAJI, 2(1), 22-33.
Anandita, E. (2022). Analisis Makna pada Puisi “Sukma Pujangga” Karya Je Tatengkeng. Concept: Journal of Social Humanities and Education, 1(3), 56-66.
Nuwa, G., & Yani, A. (2019). Analisis Struktur Batin Syair Adat Pada Masyaraka Sikka Krowe Dalam Tradisi Poto Wua Ta’a Di Kabupaten Sikka Nusa Tenggara Timur. Mabasan, 13(1), 60-76.
Endraswara, S. (2018). Antropologi sastra lisan: perspektif, teori, dan praktik pengkajian. Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
Siku, F. H. (2021). Upacara Tung piong Dan Relevansi Pastoralnya Bagi Kehidupan Menggereja Masyarakat Hubin (Doctoral dissertation, IFTK Ledalero).
Owon, R. A. S., & Saputra, N. (2021). The Analysis of Function and Poetry Content of Traditional Marriage in Seusina Village Community, Sikka Regency. LingLit Journal Scientific Journal for Linguistics and Literature, 2(1), 17-24.
Sawa, O. S., Owon, R. A. S., & Lautama, M. (2023). Analisis Fungsi dan Isi Syair Adat pada Upacara Pernikahan: Kajian Budaya Lokal di Sikka, Nusa Tenggara Timur. Jurnal Genesis Indonesia, 2(01), 35-44.
Pebrimireni, D. (2022). Analisis Struktur Persajakan Pada Puisi “Bahasa, Bangsa” Karya Mohammad Yamin. Concept: Journal of Social Humanities and Education, 1(3), 31-40.
Ginting, S. M. B., Misnawati, M., Perdana, I., & Handayani, P. (2022, May). Obsesi tokoh dalam Novel Guru Aini Karya Andrea Hirata serta Relevansinya dalam Pembelajaran Sastra di SMA (Tinjauan Psikologi Sastra). In Prosiding Seminar Nasional Pendidikan, Bahasa, Sastra, Seni, Dan Budaya (Vol. 1, No. 1, pp. 13-26).
DOI: https://doi.org/10.12928/sntekad.v1i1.15458
Refbacks
- There are currently no refbacks.
SNTEKAD managed by:
Education Studies, Ph.D. Program
(Program Studi Pendidikan Program Doktor)
Universitas Ahmad Dahlan
Jl. Pramuka No. 42, Yogyakarta