BLENDED LEARNING: METODE LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL UNTUK MENINGKATKAN BERPIKIR KRITIS SISWA DI ABAD 21

Emilia Nurpitasari, Nuni Nurajizah, Dwi Fitri Nurhayati, Caraka Putra Bhakti

Abstract


Artikel ini bertujuan untuk memberikan metode alternatif dalam layanan bimbingan klasikal untuk meningkatkan berfikir kritis siswa. Dalam abad 21 ini permasalahan yang sering terjadi pada generasi milenial yaitu menuntut siswa untuk memiliki berbagai keterampilan. Keterampilan yang dibutuhkan oleh siswa saat ini salah satunya yaitu berpikir kritis. Berpikir kritis merupakan suatu proses berpikir menganaisis atau mengevaluasi suatu informasi atau masalah secara logis dan mendalam untuk menentukan keputusan. Dengan metode blended learning dalam layanan bimbingan klasikal bisa menjadi salah satu alternatif yang dapat digunakan untuk meningkatkan berpikir kritis pada siswa. Blanded learning merupakan suatu model pembelajaran yang menggabungkan antara model pembelajaran yang konvensional dengan pembelajaran berbasis online atau disebut dengan e-learning. Adanya keterbatasan guru bimbingan dan konseling memberikan layanan secara langsung dengan tata muka, maka blended learning ini merupakan salah satu solusi yang dapat digunakan untuk memberikan layanan klasikal. Artikel ini akan membahas beberapa hal, diantaranya yaitu 1) layanan bimbingan klasikal yang dapat meningkatkan berpikir kritis siswa, 2) layanan bimbingan klasikal menggunakan metode blended learning,3) implementasi blanded learning dalam layanan klasikal.

Kata kunci: Blended learning, Layanan Bimbingan Klasikal, Berpikir Kritis


Full Text:

PDF

References


Annisa. (2013). Strategi Blended Learning Untuk Peningkatan Kemandirian Belajar Dan

Kemampuan Critical Thinking Mahasiswa Di Era Digital. Yogyakarta: P.

Akuntansi Universitas Negeri Yogyakarta.

Deklara. (2018). Daya Tarik Pembelajaran Di Era 21 Dengan Blended Learning. malang:

FIP Universitas Negeri Malang.

Desmita. (2014). Psikologi Perkembangan Remaja. Bandung: PT Remaja Rosadakarya.

Istianah, E. (2013). Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif Matematik

dengan Pendekatan Model Eliciting Activities (MEAs) pada Siswa SMA. Infinity

Journal, 2(1), 43-54

Johnson, Elaine B. (2009). Contextual Teaching & Learning Menjadikan Kegiatan Belajar

Mengajar Mengasyikan dan Bermakna. Bandung: Mizan Media Utama

Kemendikbud. 2016. Panduan Operasional Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling.

Prihartiningsih, Zubaidah. S & Sentot Kusairi. (2016). Kemampuan Berpikir Kritis pada

Siswa SMP Materi Klasifikasi Makhluk Hidup. Prosiding Semnas. Vol.1

Ristiasari, T., Priyono, B., & Sukaesih, S. (2012). Model pembelajaran problem solving

dengan mind mapping terhadap kemampuan berpikir kritis siswa. Journal of

Biology Education, 1(3)

Sari, A. R. (2013). Strategi blended learning untuk peningkatan kemandirian belajar dan

kemampuan critical thinking mahasiswa di era digital. Jurnal Pendidikan

Akuntansi Indonesia, 11(2).

Susanto, Ahmad. (2013). Teori Belajar dan Pembelajaran Di Sekolah Dasar. Jakarta: PT

Kharisma Putra Utama

Yusuf dan Nurihsan. (2008). Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung: Rosdakarya


Refbacks

  • There are currently no refbacks.