Potret Widji Thukul dan Pesan Satire dalam Cerpen “Mati Sunyi Seorang Penyair” Karya Agus Noor

Chafit Ulya, Sujiono Sujiono

Abstract


Agus Noor adalah penulis cerpen yang banyak menggunakan pendekatan mimesis. Dalam banyak karya cerpennya, kita dapat mengaitkan cerita di dalamnya dengan realitas kehidupan kita, khususnya realitas sosial dan politik. Tujuan dilakukannya kajian ini adalah menjelaskan (1) potret Widji Thukul dalam cerpen “Mati Sunyi Seorang Penyair”; (2) pesan satire dalam cerpen “Mati Sunyi Seorang Penyair”. Penelitian ini menggunakan pendekatan dekriptif kualitatif dengan objek kajian cerpen “Mati Sunyi Seorang Penyair” karya Agus Noor. Dari hasil analisis yang dilakukan, disimpulkan bahwa potret Widji Thukul dihadirkan oleh pengarang sebagai media kritik kepada pemerintah untuk bersikap jujur terhadap peristiwa penculikan yang berujung pada kematian Widji Thukul. Sementara itu, di dalam menyampaikan pesan kejujuran tersebut, Agus Noor menghadirkan pesan-pesan satire tentang ketidakadilan. Objek satire yang digunakan oleh pengarang adalah kematian penyair yang oleh sebagian orang dijadikan komoditi untuk mendapatkan keuntungan pribadi ataupun golongan.

Keywords


Widji Thukul, pesan satire, kejujuran, Agus Noor

Full Text:

PDF

References


Abrams, M. H. (1976). The Mirror and Lamp: ROmantic Theory an the Critical Tradition. Oxford: Oxford University Press.

Freedman, L. (2009). The Offensive Art, Political Satire and Its Censorship Around the World from Beerbohm to Borat. London: Praeger Publishers.

Mathew B. Miles, M. H. (1984). Analisis Data Kualitatif. Jakarta: UI Press.

Mauliddin, M. Y., Nuryatin, A., & Mulyani, M. (2017, September ). Menyibak Relevansi Permasalahan Sosial dalam Kumpulan Cerita Pendek Karya Agus Noor dengan Kenyataan Sosial. Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia , 2(2), 49-52.

Moleong, L. J. (2002). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Noor, A. (2017). Lelucon Para Koruptor. Yogyakarta: Diva Press.

Palmeri, F. ( 1990). Satire in Narrative. Austin: University of Texas Press.

Plevriti, V. (2014). Satirical User Generated Memes as an Effective Source of Political Criticism, Extending Debate and Enhancing Civic Engangement. Disertasi tidak dipublikasikan: Warwick University.

Sutopo, H. B. (2006). Metode Penelitian Kualitatif. Surakarta: UNS Press.

Teeuw, A. (1984). Sastra dan Ilmu Sastra. Jakarta: Dunia Pustaka Jaya.

Tempo. (2013, Mei 13-19). Tragedi Seorang Penyair. Edisi Khusus: Tragedi Mei 1998-2013, pp. 38-43.

Thukul, W. (2000). Aku Ingin Jadi Peluru. Magelang: Indoneia Tera.

Tjahjono, T. (2012). Melawan Kekuasaan dengan Puisi. Atavisme, 15(1), 49-58.

Wadipalapa, R. P. (2015, Juni). Meme Culture & Komedi-Satire Politik: Kontestasi Pemilihan Presiden dalam Media Baru. Jurnal Ilmu Komunikasi, 12(1), 1-18.

Woodrich, C. (2013, Agustus). Perempuan dan Negara: Kajian Feminis dalam Konteks. Kawistara, 3(2), 117-226.


Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2020 Universitas Ahmad Dahlan

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.