IMPLEMENTASI PROFIL PELAJAR PANCASILA DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER SISWA DI KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH 2 PRAMBANAN

DWI LESTARI

Abstract


Artikel ini bertujuan untuk menjelaskan gambaran bagaimana Penerapan dan strategi  yang  dilakukan  oleh  Guru dalam mengimplementasikan profil pelajar pancasila guna membentuk karakter siswa di kelas VII. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Muhammadiyah 2 Prambanan.  Jenis  penelitian  yang  digunakan adalah  deskriptif  kualitatif  yaitu  mendeskripsikan  implementasi  profil  pelajar  pancasila  dan strategi  yang  digunakan  guru  dalam  mewujudkannya. Subjek  yang  diteliti  adalah  peserta didik  kelas  VII A dan VII B  yang terdiri dari 65  siswa.  Teknik  pengumpulan  data  yang  digunakan oleh peneliti yaitu observasi, wawancara dan dokumentasi. Dari hasil penelitian menemukan strategi yang digunakan guru dalam mengimplementasikan profil pelajar Pancasila.,   antara   lain; pembelajaran   berdiferensiasi,   pembelajaran   dengan   projek   dan pembiasaan. Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti Guru sudah menjalankan strategi dengan baik, Hal ini dibuktikan dengan adanya data nilai mata pelajaran dan dokumentasi kegiatan peserta didik. Namun, masih ada  siswa yang tidak memperhatikan guru saat belajar di kelas. Keberhasilan penerapan strategi ini menuntut guru untuk kreatif dalam merancang pembelajaran. Selain peran guru, lingkungan keluarga dan  sosial juga mempengaruhi pembentukan karakter siswa.

Full Text:

PDF

References


IMPLEMENTASI PROFIL PELAJAR PANCASILA DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER SISWA DI KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH 2 PRAMBANAN

Dwi Lestari1, Muhamad Arif Sholikhin2

dwi1900009030@webmail.uad.ac.id , 2 muhammad1900009029@webmail.uad.ac.id

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Universitas Ahmad Dahlan

Key Words:

Profil Pelajar Pancasila, Karakter

Abstrak: Artikel ini bertujuan untuk menjelaskan gambaran bagaimana Penerapan dan strategi yang dilakukan oleh Guru dalam mengimplementasikan profil pelajar pancasila guna membentuk karakter siswa di kelas VII. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Muhammadiyah 2 Prambanan. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif yaitu mendeskripsikan implementasi profil pelajar pancasila dan strategi yang digunakan guru dalam mewujudkannya. Subjek yang diteliti adalah peserta didik kelas VII A dan VII B yang terdiri dari 65 siswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti yaitu observasi, wawancara dan dokumentasi. Dari hasil penelitian menemukan strategi yang digunakan guru dalam mengimplementasikan profil pelajar Pancasila., antara lain; pembelajaran berdiferensiasi, pembelajaran dengan projek dan pembiasaan. Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti Guru sudah menjalankan strategi dengan baik, Hal ini dibuktikan dengan adanya data nilai mata pelajaran dan dokumentasi kegiatan peserta didik. Namun, masih ada siswa yang tidak memperhatikan guru saat belajar di kelas. Keberhasilan penerapan strategi ini menuntut guru untuk kreatif dalam merancang pembelajaran. Selain peran guru, lingkungan keluarga dan sosial juga mempengaruhi pembentukan karakter siswa.

How to Cite: Lestari. Arif Sholikhin. (2022). Article Title. Seminar Nasional Pengenalan Lapangan Persekolahan UAD (APA 7th Edition Style)

PENDAHULUAN

Seiring dengan perkembangan zaman banyak sekali tantangan dan perubahan yang terjadi dalam kehidupan suatu bangsa. Salah satunya pada proses menentukan kualitas kehidupan, masyarakat memandang bahwa pendidikan merupakan suatu subjek perubahan yang membentuk transformasi (Gemnafle & Batlolona, 2021). Hal ini sesuai dengan fungsi pendidikan nasional yang diatur UU No. 23 Tahun 2003, Pasal 3 tentang sistem pendidikan nasional. Sejatinya pendidikan itu harus mengantarkan peserta didik pada tingkat pemahaman pengetahuan, perilaku dan karakter yang lebih tinggi. Tujuan pendidikan tidak akan tercapai jika masih terdapat banyak kesalahan (Mualif, 2022). Di Indonesia telah melewati berbagai proses perkembangan pendidikan salah satunya adalah pada perkembangan kurikulum (Bisri, 2020; Safaruddin, 2020). Melalui kurikulum diharapkan dapat tercipta sebuah keberhasilan dalam pendidikan. Perubahan kurikulum tidak dapat dihindari akibat belum ditemukannya wujud pendidikan sejati di Indonesia, seperti dari social budaya, sistem politik, ekonomi, dan IPTEK. Untuk mencapai keberhasilan dalam pendidikan selain dengan kurikulum yang baik, semua komponen dalam pendidikan juga harus saling terikat satu sama lain (Hamid et al., 2020; Safaruddin, 2020).

Anak bangsa memelihara budaya luhur, lokalitas dan identitas, serta cara berpikir yang terbuka saat berinteraksi dengan budayanya masing-masing (Nurasiah et al., 2022). Penerapan profil pelajar pancasila dilakukan melalui beberapa budaya sekolah seperti kegiatan intrakuler dan ekstrakurikuler yang mana didalamnya lebih fokus dalam membangun karakter peserta didik dalam kesehariannya (Adit, 2021). Penerapan pembelajaran berbasis projek sebagai pilihan yang mendasar dalam kurikulum merdeka belajar yang mana mampu dianggap bisa mendukung pemulihan pembelajaran karakter peserta didik melalui profil pelajar pancasila. Dalam menerapkan kurikulum merdeka di sekolah ini setiap hari sabtu mengadakan kegiatan P5 (Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila) dimana dalam kegiatan ini guru merancang sebuah proyek yang akan di selesaikan oleh peserta didik. Pada tahap P5 ini dilakukan dalam masa 1 minggu. Tujuan dari P5 adalah untuk memperkuat karakter peserta didik yang sesuai dengan dimensi profil pelajar Pancasila (Kemendikbud, 2021). Karakter merupakan hal mendasar yang dapat membedakan manusia dengan binatang. Usaha terhadap penguatan pendidian karakter sudah lama dilakukan pemerintah melalui Gerakan Nasional Pendidikan Karakter Bangsa Tahun 2010 yang kemudian di teruskan dengan program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) pada tahun 2016. Karakter sebagai identitas individu terbentuk dari sikap, keadaan pikiran, dan nilai-nilai kesantunan melalui interaksi antar sesama dan dengan lingkungannya. Kepribadian juga dapat mempengaruhi bagaimana seseorang terlihat, berpikir, dan bertindak. Dari ibu wali kelas VII tidak banyak ditemukan nilai katakter yang kurang sesuai pada peserta didik, jika ditemukan peserta didik yang tidak sesuai dengan karakter yang diinginkan guru akan melakukan pengamatan pada peserta didik tersebut dengan menyesuaikan minat dan bakatnya dalam pembelajaran maupun pembentukan karakter peserta didik. Dalam hal ini tentunya bukan hanya guru saja yang berperan dalam proses pembentukan karakter pada peserta didik namun peran orang tua dan lingkungan sosial juga ikut berperan aktif. Profil pelajar Pancasila merupakan salah satu usaha untuk meningkatkan kualitas pendidikan yang mengedepankan pembentukan karakter. Profil pelajar Pancasila di terapkan pada satuan pendidikan mulai dari tingkat TK, SD, SMP, maupun SMA. Pada tahun 2022 sekolah dapat memilih kurikulum yang sesuai dengan kondisi sekolah yang dapat dijadikan sebagai pilihan dalam rangka merdeka belajar. Paradigma pendidikan baru dirancang dengan dasar prinsip pembelajaran terdeferensi sesuai kebutuhan dan tahap perkembangannya. Kurikulum yang terbaru dan kini telah di kembangkan oleh pemerintah adalah kurikulum merdeka belajar. Kurikulum merdeka adalah kurikulum yang didasarkan dalam pengembangan profil siswa supaya memiliki jiwa dan nilai-nilai yg terkandung dalam setiap sila pancasila pada kehidupannya. Salah satu sekolah yg menggunakan kurikulum merdeka belajar merupakan SMP Muhammadiyah 2 Prambanan. Pembelajaran yang terkandung dalam kurikulum merdeka belajar diupayakan pada pembentukan karakter melalui profil pelajar pancasila. Menurut kepala sekolah Ibu Dwi Wahyuningsih selaku Kepala Sekolah SMP Muhammadiyah 2 Prambanan “kurikulum merdeka ini terdapat istilah yang disebut dengan KOSP (Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan) yang menjadi dasar dalam pembelajaran disekolah, yang nantinya akan dijabarkan menjadi CP (Capaian Pembelajaran), TP (Tujuan Pembelajaran), ATP (Alur Tujuan Pembelajaran)”. Keputusan menteri 1177/M/2020, menyebutkan bahwa tujuan kurikulum adalah untuk memperkuat kecakapan dan kepribadian dengan profil pelajar Pancasila. (Baihaqi, 2017)

Dalam menerapkan merdeka belajar SMP Muhammadiyah 2 Prambanan menerapkan 2 kurikulum dimana kurikulum merdeka belajar diterapkan pada kelas VII sedangkan kurikulum K13 diterapkan di kelas VIII dan IX. Tujuan panggunaan kurikulum merdeka belajar pada SMP Muhammadiyah 2 Prambanan adalah untuk memperkuat karakter peserta didik. Pada kurikulum merdeka terdapat P5 (Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila) yang di dalamnya memiliki memiliki enam dimensi yaitu; beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, Berkebinekaan Global, Gotong Royong, Kreatif, Bernalar Kritis dan Mandiri. Kurikulum merdeka belajar sendiri merupakan kurikulum yang berfokus pada pendidikan karakter peserta didik. Sebelum menggunakan kurikulum merdeka belajar, sekolah ini sudah menerapkan pendidikan karakter untuk peserta didiknya. Misalnya dengan mengajak peserta didik untuk selalu menjaga kebersihan sekolah, melaksanankan sholat Dhuha dan pembacaan asmaul husna rutin setiap pagi serta disiplin dengan waktu.

Profil pelajar Pancasila dijadikan sebagai tujuan utama oleh para pengembang pendidikan. Penelitian ini mengutamakan Implementasi Profil Pelajar Pancasila dalam pembentukan karakter peserta didik. Pendidikan karakter sangat penting karena dapat mengembangkan wawasan pengetahuan dan nilai karakter pada peserta didik. Profil pelajar Pancasila merupakan cara dan upaya yang dilakukan untuk mencapai pemahaman karakter yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila agar Pancasila tetap menjadi dasar ideology. Maka dari itu adanya penelitian Implementasi Profil Pelajar Pancasila dalam pemberntukan karakter, diharapkan dapat mengetahui strategi yang dilakukan oleh Guru dalam mengimplementasikan profil pelajar pancasila guna membentuk karakter peserta didik yang lebih baik.

METODE

Penelitian yang dipilih berdesain kualitatif dimana peneliti akan menguraikan sifatnya semata-mata untuk menjelaskan hasil kami di lapangan, tanpa perlu hipotesis. Metode penelitian ini kami pilih dikarena ingin memperoleh data yang secara realistis dan dapat menjelaskan penerapan profil pelajar Pancasila dalam pembentukan karakter siswa di kelas VII SMP Muhammadiyah 2 Prambanan. Penelitian kualitatif menggambarkan pengamatan yang dirasakan oleh peneliti. Langkah-langkah yang peneliti lakukan adalah mengumpulkan data, menganalisis data, menafsirkan data, dan menarik kesimpulan berdasarkan analisis data deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan studi dokumentasi yang digambarkan sesuai dengan tujuan penelitian yang dirumuskan. Selama fase observasi, peneliti terlibat langsung dalam kegiatan sehari-hari seperti kegiatan belajar mengajar didalam kelas. Pada tahap ini dilakukan wawancara dengan kepala sekolah, wali kelas, dan beberapa siswa Kelas VII. Sumber data dalam penelitian ini adalah kepala sekolah, guru, dan siswa kelas VII A dan VII B yang berjumlah 65 siswa. Kegiatan ini telah kami laksanakan saat PLP 2 dari tanggal 10 Agustus hingga 10 September 2022.

HASIL

Berdasarkan hasil penelitian di lapangan yaitu observasi dan wawancara di SMP Muhammadiyah 2 Prambanan, perlu ditingkatkanya Karakter peserta didik agar mencerminkan profil pelajar Pancasila. Melalui strategi pembelajaran diferensiasi, pembelajaran berbasis proyek (P5) dan pembiasaan pada siswa Pancasila khususnya kelas VII. Pembelajaran berdiferensiasi merupakan upaya untuk menyesuaikan proses pembelajaran di kelas dengan kebutuhan belajar masing-masing individu. Menurut penjelasan dari Ibu Dwi Wahyuningsih selaku kepala sekolah SMP Muhammadiyyah 2 Prambanan “pembelajaran pada kurikulum merdeka belajar terdapat istilah KOSP (kurikulum operasional satuan pendidikan) yang digunakan sebagai dasar pembelajaran disekolah yang kemudian dijabarkan menjadi CP (Capaian Pembelajaran), TP (Tujuan Pembelajaran) dan ATP (Alur Tujuan Pembelajaran)”. Dalam proses pembelajaran pada kurikulum merdeka belajar tidak disesuaikan dengan kelas melainkan dengan fase dimana terdapat 2 fase yaitu (fase A dan fase B). Fase A di gunakan untuk kelas VII A sedangkan fase B untuk kelas VII B. Pembelajaran dalam setiap fase tidak harus dipaksakan melainkan dilaksanakan secara feksibel sesuai dengan capaian pembelajarannya. Pembelajaran berdeferensial adalah model pembelajaran yang dicangkokkan pada pentingnya variabilitas gerakan dan berakar pada teori sistem dinamis gerakan manusia (Nurullaeli & Astuti, 2018). Pembelajaran berdeferensiasi dipadukan dengan minat dan bakat peserta didik agar capaian pembelajaran terpenuhi dengan baik. Selain itu Pembelajaran pada kurikulum merdeka disesuaikan dengan keadaan sekolah. Disini Guru di tuntut untuk memahami siswa, mengamati, menilai kesiapan serta melihat minat dan bakat siswa dalam setiap proses pembelajaran yang sedang berlangsung agar peserta didik dapat mencapai pengetahuan sesuai dengan CP (Baihaqi, 2017; Firman & Rahayu, 2020; Ross, 2021).

Dalam proses pembelajaran di SMP Muhammadiyah 2 Prambanan dilaksanakan pada setiap fase. Kurikulum merdeka di sekolah ini diterapkan untuk kelas VII sedangkan untuk kelas VIII dan IX menggunakan kurikulum K13 yang dikaitkan dengan kurikulum merdeka. Sebelum menggunakan kurikulum merdeka belajar sekolah ini menerapkan kurikulum K13. Alasan sekolah ini hanya menerapkan kurikulum merdeka belajar pada kelas VII adalah karena dalam pelaksanaan atau penerapan kurikulum merdeka belajar butuh proses dan tahap sehingga tidak bisa langsung dilaksanakan secara cepat dan menyeluruh di setiap kelas, Sehingga untuk kelas yang lain kurikulum merdeka dijadikan sebagai kurikulum pendamping saja. Tujuan sekolah ini memilih untuk menerapkan kurikulum mereka belajar adalah untuk menguatkan karakter peserta didik. Penerapan profil pelajar pancasila di sekolah ini dilakukan melalui kegiatan pembiasaan, pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler dan ekstrakurikuler yang mana didalamnya fokus dalam membangun karakter peserta didik dalam kesehariannya dan dihidupkan dalam diri setiap peserta didik.

Kegiatan pembiasaan yang dilakukan oleh SMP Muhammadiyah 2 Prambanan antara lain nilai religius, nilai peduli lingkungan, nilai tanggung jawab, nilai jujur, nilai toleransi dan nilai karakter yang mana diterapkan di dalam kelas maupun di sekolah. Dalam membangun karakter peserta didik ini mengacu pada ciri utama profil pelajar Pancasila. Menurut Ibu Dwi “dalam membangun karakter peserta didik terdapat beberapa faktor untuk membangun karakter peserta didik selain dari diri setiap peserta didik, guru, lingkungan keluarga, sosial juga ikut berperan. Karakter pada peserta didik di sekolah ini disesuaikan dengan profil pelajar pancasila”. Karakter peserta didik akan berkembang dengan baik manakala dalam proses tumbuh kembang mereka mendapatkan cukup ruang untuk mengekspresikan diri secara leluasa. Kegiatan Pembiasaan di SMP Muhammadiyah 2 Prambanan, yaitu :

A. Pembiasaan Rutin

Kegiatan yang dilakukan untuk membentuk kebiasaan siswa mengerjakan sesuatu dengan baik.

Berdoa sebelum aktivitas dimulai

Sholat berjamaah (sholat dhuha dan sholat dzuhur)

Membaca asmaul husna

Kegiatan membaca al-quran

Upacara setiap hari Senin

Infaq setiap hari Jum’at

B. Kegiatan Spontan

Menyapa dan mengucapkan salam

Membiasakan bertutur kata sopan dan santun

Membuang sampah pada tempatnya

Membiasakan meminta izin

C. Kegiatan terprogram

Kegiatan memperingati hari besar

D. Kegiatan teladan

Berpakaian rapi sesuai dengan peraturan di sekolah

Datang tepat waktu sesuai peraturan di sekolah

Berkata dengan jujur

Saling menghargai dan tolong menolong

Untuk itu kepala sekolah dan dewan guru menerapkan kurikulum merdeka belajar sebagai penguatan karakter peserta didik yang sesuai dengan profil pelajar pancasila. Karakter peserta didik kelas VII di SMP Muhammadiyah 2 Prambanan ada beberapa yang masih menunjukkan sikap yang menonjol dan hiperaktif dalam kegiatan pembelajaran. misalnya dalam mengerjakan PR peserta didik masih belum bisa bertanggung jawab untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh Ibu guru dan masih ada beberapa siswa yang tidak bisa tertib dalam kegiatan rutin pagi yaitu sholat dhuha berjamaah dan membaca asmaul husna di setiap paginya. Menurut Ibu devi selaku wali kelas VII “banyak peserta didik yang senang bermain gadget sehingga malas belajar dan lupa jika ada tugas yang harus dikerjakan serta masih ada beberapa siswa yang sulit ditertibkan pada saat ibu guru menegur”.

PEMBAHASAN

Dari hasil observasi dan wawancara langsung di sekolahan, untuk mencapai profil pelajar pancasila yang dilakukan oleh SMP Muhammadiyah 2 Prambanan untuk membentuk karakter peserta didik terdapat 3 strategi yang dilakukan oleh guru yaitu Pembelajaran Berdiferensiasi, Pembelajaran Dengan Proyek, dan Pembiasaan terhadap peserta didik. Pendidikan karakter dapat dimaknai dengan pendidikan nilai, pendidikan moral, serta pendidikan watak. Dengan kata lain pendidikan karakter ini dapat dimaknai sebagai sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama, lingkungan maupun negara sehingga menjadi insan yang kamil (ismail et al., 2021). Penanaman strategi yang dilakukan oleh Kepala Sekolah dan Guru sudah dilaksanakan dengan baik khususnya pada kelas IX SMP Muhammadiyah 2 Prambanan. Melalui kegiatan pembiasaan yang dilakukan sekolah terus menerus diharapkan peserta didik dapat memiliki karakter sesuai dengan ciri utama dari profil pelajar pancasila. di sekolah peran guru sangat penting dalam pembentukan karakter peserta didik. Guru merupakan pemimpin di kelas, keberhasilan pembentukan karakter peserta didik dilihat dari pemimpin, keberhasilan pemimpin didasarkan pada upaya positif yang dijadikan sebagai teladan oleh anak buahnya.

Dengan menggunakan profil pelajar pancasila dalam membentuk karakter peserta didik dapat (Gemnnafle, 2021)termotivasi untuk menjadikan dirinya sebagai individu yang baik dan berbudi pekerti luhur. Menurut Ibu Dwi Wahyuningsih Kepala Sekolah SMP Muhammadiyah 2 Prambanan “Kurikulum ini belum bisa dikatakan cocok karena masih dalam proses penerapan awal, tetapi dalam kurikulum ini terdapat elemen yang dapat mendukung untuk menguatkan karakter peserta didik. dalam kurikulum ini juga dapat melatih kreativitas guru dalam kegiatan pembelajaran”. Menurut anang santoso menulis sebuah artikel dalam jurnal TEQIP mengatakan “Guru yang hebat bagi saya adalah variabel yang amat penting dalam menyukseskan berbagai macam pembaharuan dalam kurikulum. Kurikulum boleh tidak sempurna, cacat, atau amburadul, tetapi guru hebat akan dapat mengolah kegiatan belajar mengajar menjadi bagus untuk menghasilkan keluaran yang dapat diandalkan. Apapun kurikulumnya guru tetap menjadi faktor penentu keberhasilan yang amat penting (Korthagen, 2017). Untuk mencapai keberhasilan dalam membentuk karakter peserta didik diperlukan guru yang kreatif dalam merancang pembelajaran. Jika terdapat peserta didik yang tidak sesuai dengan penerapan profil pelajar pancasila guru akan menganalisis peserta didik tersebut mencari minat dan bakat peserta didik tersebut agar nyaman dalam setiap kegiatan pembelajaran. Selain peran guru di sekolah, peran orang tua juga sangat diperlukan dalam membentuk karakter peserta didik. faktor lingkungan juga ikut berpengaruh dalam membangun karakter peserta didik. Dalam penerapan profil pelajar pancasila di sekolah ini tidak ditemukan hambatan yang serius hanya saja butuh proses dan penyesuaian dalam pelaksanaanya. Profil pelajar pancasila berimplikasi pada pembentukan karakter peserta didik yang memiliki tujuan utama nilai luhur, moral yang sesuai dengan pancasila. Nilai-nilai pancasila tidak sekedar untuk dipahami, tetapi yang sangat penting dan paling utama adalah dalam mempraktekannya di kehidupan sehari-hari di keluarga, masyarakat, dan satuan pendidikan (Pan & Chen, 2021; Strom & Viesca, 2021).

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian, terdapat 3 strategi yang dilakukan oleh Guru dalam mengimplementasikan profil pelajar pancasila guna membentuk karakter peserta didik di SMP Muhammadiyah 2 Prambanan yaitu pembelajaran berdiferensiasi, pembelajaran proyek, dan pembiasaan. Eksekusi strategi ini berhasil dengan baik, namun beberapa siswa terkadang lupa untuk menjalankan strategi yang telah diterapkan oleh guru. Untuk mengatasi masalah tersebut, guru terus menerapkan strategi dengan berbagai inovasi untuk memastikan bahwa strategi yang diterapkan berjalan dengan lancar dan memenuhi tujuan profil siswa Pancasila untuk memastikan populasi siswa sekolah secara keseluruhan. Melalui strategi yang diterapkan guru, peserta didik diharapkan berkembang menjadi pribadi yang sesuai dengan profil pelajar Pancasila, terutama dalam kegiatan menjaga lingkungan. Dimana hal ini sesuai dengan tema hidup berkelanjutan dan ciri utama dari profil pelajar pancasila.

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya, kami dapat menyelesaikan penyusunan artikel ini. Penulisan artikel ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu tugas luaran PLP II. Kami menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, cukup sulit bagi kami untuk menyelesaikan artikel ini. Oleh sebab itu kami mengucapkan terima kasih kepada :

Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Ahmad Dahlan atas dukunganya

Wakil Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Ahmad Dahlan atas kesempatan yang diberikan

Bapak Dikdik Baehaqi Arif M.Pd selaku dosen pembimbing

Bapak Ibu Guru SMP Muhammadiyah 2 Prambanan

Teman-teman Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Angkatan 2019

Penulis terbuka terhadap kritik dan saran yang membangun berkaitan dengan substansi maupun penulisan artikel ini. Kritik dan saran dapat disampaikan melalui e-mail dwi1900009030@webmail.uad.ac.id dan muhammad1900009029@webmail.uad.ac.id. Sekali lagi Terima Kasih atas doa dan dukunganya, semoga artikel ini dapat bermanfaat.

DAFTAR PUSTAKA

Adit, A. (2021). Kemendikbud : Ini 6 Profil Pelajar Pancasila. Retrieved from Kompas.com.

Baihaqi, M. B. (2017, Desember Sabtu, 23). Pendidikan dan Digitalisasi di Era Milenial.

Bisri, M. (2020). Komponen-Komponen dan Model Pengembangan Kurikulum. Retrieved from Prosiding Nasional, 3.

Firman, F. &. (2020). Pembelajaran Online di Tengah Pandemi Covid-19. Indonesian Journal of Educational Science (IJES), 2(2). .

Gemnnafle, M. &. (2021). Manajemen Pembelajaran. JURNAL PENDIDIKAN PROFESI GURU INDONESIA (JPPGI), 1(1). , 28-42.

Hamid, M. A. (2020). Media pembelajaran. Journal media pembelajaran.

Kemendikbud. (2021). Panduan Pengembangan Projek Penguatan Profil Pelajar. Jakarta: In Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Korthagen, F. (2017). Inconvenient truths about teacher learning: towards professional development 3.0. Teachers and Teaching: Theory and Practice, 23(4). , https://doi.org/10.1080/13540602.2016.1211523.

Meilin Nuril Lubaba, I. A. (2022). ANALISIS PENERAPAN PROFIL PELAJAR PANCASILA DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER PESERTA DIDIK DI SEKOLAH DASAR. Jurnal Pendidikan, Sains dan Teknologi Vol. 9 (3), 691-696.

Mualif, A. (2022). Pendidikan Karakter dalam Khazanah Pendidikan. Jedchem (Journal Education And Chemistry), 4(1), 30-45.

Nurullaeli, N. &. (2018). Pembuatan Graphic User Interface (GUI) untuk Analisis Ayunan Matematis Menggunakan Matlab. Titian Ilmu: Jurnal Ilmiah Multi Sciences, 10(2), https://doi.org/10.30599/jti.v10i2.205.

Ristek, K. (2021). Panduan Pengembangan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila. Retrieved from Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan.


Refbacks

  • There are currently no refbacks.