Peningkatan Nilai Jual Kokon Ulat Sutera Singkong Kelompok Gunung Sewu dengan Penerapan Mesin Pintal dan Pelatihan Pemintalan Benang Sutera

Abstract

Kain sutera masih menjadi salah satu kain eksklusif yang banyak dicari terutama oleh perempuan. Namun akhir dekade ini produksi kain sutera semakin menurun akibat ketersediaan bahan baku kain sutera yang semakin berkurang. Ketersediaan bahan baku kain sutera ini tidak lepas dari jumlah budidaya ulat sutera (Bombyx mori L.) sebagai penghasil kokon yang nantinya dipintal menjadi benang sutera. Gunung Sewu merupakan kelompok budidaya ulat sutera yang berdomisili di Kecamatan Rongkop, Kabupaten Gunungkidul, DIY yang telah berhasil mengkondisikan ulat sutera untuk mengonsumsi daun singkong karet sebagai pakan utamanya. Saat ini, penjualan hasil budidaya masih dalam bentuk kokon siap pintal. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang dilaksanakan bertujuan untuk meningkatkan perekonomian kelompok Gunung Sewu dengan meningkatkan nilai jual hasil budidaya ulat sutera singkong. Penerapan mesin pintal dan kegiatan pelatihan pemintalan selama enam hari telah dilakukan. Hasil yang didapatkan dari kegiatan pengabdian ini adalah omzet kelompok budidaya ulat sutera Gunung Sewu meningkat 200%. Oleh karenanya, dengan penerapan mesin pintal dan pelatihan pemintalan benang sutera tersebut memberikan manfaat secara langsung berupa peningkatan ekonomi dan peningkatan keterampilan anggota.