TEKNIK SELF INSTRUCTION (SOLUSI BAGI REMAJA UNTUK MEREDUKSI DISTRESS)

Ikke Yuliani Dhian Puspitarini

Abstract


Distress merupakan keadaan individu yang tidak sanggup mengelola tekanan atau stres, sehingga muncul keluhan baik fisik maupun mental. Individu yang mengalami distress akan menjadi mudah marah, cepat tersinggung, sulit berkonsentrasi, sukar mengambil keputusan, pelupa, pemurung, tidak energik, selalu merasa cemas atau takut, cepat bingung. Distress yaitu stres yang mengganggu, sedangkan stres baik disebut dengan eustress. Stres yang diidentikkan dengan gangguan yang terjadi pada orang dewasa juga ditemukan pada remaja. Tantangan yang dihadapi remaja juga tidak kalah berat dengan orang dewasa. Masa remaja menunjukkan masa dari awal pubertas sampai tercapainya kematangan. Kehidupan remaja yang nampaknya “fun” dengan kegiatan sekolah, pacaran dan bermain, namun tantangan yang mereka hadapi juga tidak mudah. Pencapaian penting karakteristik remaja dalam memperoleh suatu ego-identitas diri dan disertai dengan adanya krisis identitas, dapat memicu timbulnya distress. Oleh karena itu, harus ada solusi untuk membantu para remaja agar tidak mengalami distress. Teknik self instruction ditawarkan untuk membantu individu menggantikan pernyataan diri yang lebih adaptif melalui pembicaraan dengan diri (self talk). Solusi yang diharapkan mampu membantu remaja agar bisa mengendalikan diri dan melakukan toleransi terhadap situasi yang tidak nyaman sehingga tercapai identitas diri remaja yang sehat.

Full Text:

PDF

References


Atkinson, R. L., dkk. (2010). Pengantar Psikologi, Jilid Dua. Tangerang : Interkasara Publisher.

Bullis, K., & Zimmerman, J. (2006). Recognizing And Responding To Distressing And Distressed Students. CUPA – HR Journal, 54 (2), pp. 16-26.

Castillo, L. G., & Hill, R. D. (2010). Predictors Of Distress In Chicana College Students. Journal Of Multicultural Counseling And Development, 32, pp. 234-248.

Cooke, D., & Baldwin, P. (2008). Menyingkap Dunia Gelap Penjara. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama

Goliszek, A. 2005. 60 Second Manajemen Stres. Jakarta : PT. Buana Ilmu Populer.

Hawari, D. (2008). Manajemen Stres, Cemas dan Depresi. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.

Ibrahim, A. S. (2009). Angka Prevalensi Stress Pada Murid di 8 SMA di Jakatra di Bawah Prevalensi Umum (Online) (http://members.tripod.com/~cyberpsy/P10-htm), diakses 23 September 2013.

Khawaja, N. G., & Demsey, J. (2007). Psychological Distress In International High School Students: An Australian Study. Australian Journal Of Guidance And Counseling, 17(1), pp. 13-27.

Krisphianti, Y D. (2016). Konseling Psikoanalisis (Solusi yang Ditawarkan Menuju Remaja Sehat Tanpa Zat Psikoaktif). Psikopedagogia Jurnal Bimbingan & Konseling, 5 (1): 96-104.

Lubis, N. L. (2009). Depresi Tinjauan Psikologis. Jakarta : Prenada Media Group

Manning, D., & Preston, A. (2003). Organizational Stress: Focusing on Ways to Minimize Distress. CUPA-HR Journal, 54(2), pp. 13-18.

Martin, G., & Fear, J. (2005). Behavior Modification : What It Is and How To Do it. New Jersey : Pearson Prentice Hall.

Regnier, D. G. (2011). I ntervention To Reduce Distress Among Students. Journal Of American Psychological Association, 6, pp. 1-7.

Rooke, P. D., & Rehm, L. P. (2001). Self Management Therapies. Dalam Keith S. Dobson. Handbook of Cognitive Behavioral Therapies. New York : Guilford Press.

Santrock, J. W. (1995). Life Span Development: Perkembangan Masa Hidup. (Chusairi dan Damanik, Trans). Jakarta: Penerbit Erlangga.

Sulaiman, T., Hassan, A., Sapian, V. & Abdullah, S.K. (2009). The Level of Stress Among Students in Urban and Rural Secondary Schools in Malaysia. European Journal of Social Sciences, 10(2), pp.179-184.

Widyastuti, P. (2004). Manajemen Stres. Jakarta : Buku Kedokteran Jakarta.


Refbacks

  • There are currently no refbacks.