PENINGKATAN KETERAMPILAN EMPATI SEBAGAI USAHA PEMBENTUKAN GENERASI KARAKTER

Santy Andrianie, Restu Dwi Ariyanto, Rosalia Dewi Nawantara

Abstract


Sebagai upaya untuk mewujudkan generasi yang berkarakter. Upaya preventif perlu dilakukan sedini mungkin untuk menekan perilaku bullying yang dilakukan oleh siswa. Paket bimbingan peningkatan empati berbasis experiential learning dikembangkan sebagai salah satu upaya preventif untuk mencegah lahirnya pelaku bullying. Dilatihkannya keterampilan empati sejak usia sekolah dasar, diharapkan mampu menjadi alternatif pencegahan munculnya perilaku bullying di sekolah. Paket bimbingan ini dibuat sebagai jawaban atas kebutuhan media pembelajaran penanaman karakter dan keberadaan konselor di lingkup jenjang sekolah dasar masih minim. Paket bimbingan peningkatan empati berbasis experiential learning belum pernah diujicobakan keefektifannya untuk meningkatkan empati siswa sekolah dasar. Oleh karena itu, patut dipertimbangkan perlunya penelitian yang menguji keefektifan paket bimbingan peningkatan empati berbasis experiential learning sehingga dapat diterapkan sebagai salah satu upaya pencegahan perilaku bullying di sekolah.

Full Text:

PDF

References


Andreasson, P. (2010). Emotional Empathy, Facial Reactions, and Facial Feedback. Acta Universitatis Upsaliensis. Digital Comprehensive Summaries of Uppsala Dissertations from the Faculty of Social Sciences 58. 52 pp. Uppsala. ISBN 978-91-554-7840-7.

Andrianie, S. (2015). Pengembangan Paket Bimbingan Berbasis Experiential learning untuk Meningkatkan Empati Siswa Sekolah Dasar . Tesis Pascasarjana Jurusan Bimbingan dan Konseling Universitas Negeri Malang: Tidak diterbitkan.

Borba, M. (2008). Building Moral Intelligence. San Fransisco : Josey-Bass.

Coroloso, B. (2007). Stop Bullying (Memutus Mata Rantai Kekerasan Anak dari Prasekolah Hingga SMU). Jakarta: Ikrar Mandiri Abadi

Davis, M.H. (1983). Measuring Individual Differences in Empathy. Journal of Personality and

Goleman, D. (2007). Social Intelligence (terjemahan oleh Hariono S. Imam).Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Hoffman, M.L. (2000). Empathy and Moral Development: Implications for Caring and Justice. New York: Cambridge University Press.

http://www.m.liputan6.com/news/read/2191106/survei-icrw-84-anak-indonesia-alami-kekerasan-di-sekolah. Diunduh tanggal 15 April 2016.

Kartono, K. (2008). Kenakalan Remaja. Jakarta. Rajawali Pers.

Kolb, D. A. (1984). Experiential learning : Experience as The Source of Learning and Development. New Jersey : Prentice Hall, Inc.

Mardana, I.B. (2006). Implementasi Modul Eksperimen Sains Berbasis Kompetensi dengan Model Experiential learning dalam Upaya Meningkatkan Kualitas Pelaksanaan KBK dalam Pembelajaran Sains di SMP Negeri Sukasada. (Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No.4. Hal 782-797)

Muslich, M. (2011). Pendidikan Karakter: Menjawab Tantangan Krisis Multidimensional. Jakarta: PT. Bumi Aksara

Nashori, F. (2008). Psikologi Sosial Islam. Bandung: PT. Refika Aditama

Saripah, I. (2010). Model Kognitif-Perilaku untuk Menanggulangi Perilaku Bullying (Model Konseling untuk Korban Bullying pada Siswa Sekolah Dasar). Disertasi Pasca Sarjana Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan Universitas Pendidikan Indonesia Bandung: Tidak Diterbitkan.

Supeni, M.G. (2014). Empati Perkembangan dan Pentingnya dalam Kehidupan Bermasyarakat (Jurnal edisi Vol.40 No.1, 15 Februari 2014. Hal 60-71). FKIP Universitas Tidar Magelang.


Refbacks

  • There are currently no refbacks.