UPAYA KONSELOR MENINGKATKAN LAYANAN KONSELING PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK)

Akhmad Fajar Prasetya

Abstract


Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan lembaga pendidikan yang menyiapkan tenaga terampil untuk memasuki dunia kerja dengan pemenuhan kompetensi di berbagai bidang. Siswa diberi beberapa alternatif pilihan jurusan yang dapat mewadahi bakat dan minat siswa yang selanjutnya didayagunakan untuk membentuk pribadi siswa dalam rangka persiapan memasuki dunia kerja. Cybercounseling chat-asynchonous adalah interaksi secara tidak langsung berbasis teks dalamĀ  pertukaran komunikasi teraupetik antara klien dan konselor dengan menggunakan surat eletronik. Salah satu upaya konselor untuk dapat meningkatkan layanan konseling adalah dengan menggunakan model cybercounseling chat-asynchonous. Upaya tersebut dapat mempermudah proses konseling dengan bantuan teknologi. Diharapkan model konseling cybercounseling chat-asynchonous dapat dijadikan rujukan oleh konselor guna meningkatkan layanan konseling di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).

Full Text:

PDF

References


ABKIN. (2008). Penataan Pendidikan Profesional Konselor dan Layanan Bimbingan dan Konseling Dalam Jalur Pendidikan Formal. Jakarta: Depdiknas.

Barak, A. (2008). Psychological Aspects of Cyberspace (Theory, Research, Applications). New York: Cambridge University Press.

Barth, J. L. (1990). Methods of Instruction in Social Studies Education. New York: University Press of America.

Creswell, J. (2015). Educational Research, Planing, Conducting, and Evaluating Quantitative and Qualitative. Alih Bahasa: Helly P. S., & Sri, M. S. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Hart, G. M. (1976). Values clarification for counselor: How counsellors, social workers, psychologists, and techniques. Springfield, Illinois: Charles C. Thomas Publisher.

Gackenbach, Jayne. (2007). Psychology and the Internet. New York: USA. Academic Press (AP).

Goss, Stephen., Anthony, K., (2003). Technology in Counselling and Psychotherapy. New York: Palgrave MacMillan.

Hall, B. (1973). Values Clarification as Learning Process. New York: Paulist Press.

Hidayah, N. (2012). Teknik Pemahaman Individu (Model untuk materi PLPG). Malang: Universitas Negeri Malang.

Jahja, Y. (2011). Psikologi Perkembangan. Jakarta: Kencana.

Jarolimek. (1974). Social Studies Competencies and Skills: Learning To Teach As An Intern. New York: MacMillan.

Kraus, R., Stricker, G., Speyer, C. (2011). Online Counselling : A Handbook For Mental Health Profesionals. New York: USA. Academic Press (AP).

May, R. (2010). The Art of Counseling. Alih Bahasa: Darmin Ahmad & Afifah Inayati. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

McLeod, J. (2013). An Introduction to Counselling. New York : USA. Mc Graw Hill Education. Open University Press.

Mulyana, D. (2000). Suatu Pengantar Ilmu Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Pedersen, P. B., Crethar, H. C., & Calson, J. (2008). Inclusive Cultural Empathy: Making Relationships Centeral In Counseling and Psychoterapy. Washington DC: American Psychological Association.

Rusman. (2012). Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: PT Raja Garfindo Persada.

Santrock, J.W. (2007). Child Development, eleven edition. University of Texas, Dallas. McGraw-Hill Companies, Inc.

Setyosari, P. (2012). Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan (Edisi ke 2). Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Slavin, R.E. (2006). Educational Psychology. USA: Pearson Educational Inc.

Sugiyono. (2015). Metode Penelitian & Pengembangan Research and Development. Bandung: Alfabeta Bandung.

Yusuf, S., & Nurihsan, A. J. (2008). Landasan Bimbingan dan Konseling.Bandung: PT Remaja Rosdakarya.


Refbacks

  • There are currently no refbacks.