Evaluation of school well-being
Abstract
School well-being sangatlah penting bagi berlangsungnya proses pembelajaran di sekolah. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penilaian school well-being menurut siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) di kota Yogyakarta. Subjek penelitian ini adalah 10 siswa SMP. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif, dengan menggunakan metode deskriptif-evaluatif. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan diskusi kelompok terarah (FGD). Instrumen yang digunakan mengacu pada panduan FGD yang disusun berdasarkan model school well-being yang dikembangkan oleh Konu dan Rimpela. Teknik analisis data menggunakan analisis tematik. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa siswa memiliki tingkatan school well-being yang berbeda pada setiap aspeknya. Siswa memiliki school well-being yang tinggi pada dimensi being, tetapi rendah pada dimensi having, loving, dan health. Temuan penting lainnya menunjukan adanya kecenderungan ancaman serta intimidasi yang dilakukan oleh teman sekelas.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Bornstein, M. H., Davidson, L., Keyes, C. L. M., & Moore, K. A. (2003). Well-being: Positive development across the life course. Mahwah, New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates, Inc.
Danim, S. (2000). Metode penelitian untuk ilmu-ilmu perilaku. Jakarta: Bumi Aksara.
Hidayah, N., Pali, M., Ramli, M., Hanurawan, F. (2016). Student well-being assessment at school. Journal of Educational, 5(1), 62-71. http://dx.doi.org/10.12928/jehcp.v5i1.6257.
Hilal, S. M., Budiman, A., & Dwarawati, D. (2017). Studi deskriptif school well-being pada siswa full day school di SMP Muhammadiyah 8 Bandung. Prosiding Psikologi, 3(2), 625-631.
Hurlock, E. B. (1980). Psikologi perkembangan: Suatu pendekatan sepanjang rentang kehidupan. Jakarta: Erlangga.
Khatimah, H. (2015). Gambaran school well-being pada peserta didik program kelas akselerasi di SMA Negeri 8 Yogyakarta. Psikopedagogia, 4(1).
Konu, A., & Rimpelä, M. (2002). Well-being in schools: A conceptual model. Health Promotion International, 17(1), 79–87. https://doi.org/10.1093/heapro/17.1.79.
Konu, A. I., & Lintonen, T. (2005). Theory-based survey analysis of well-being in secondary schools in Finland. Health Promotion International, 21(1), 27-36. https://doi.org/10.1093/heapro/dai028.
Konu, A. I., & Lintonen, T. P. (2006). School well-being in grades 4–12. Journal of Health Education Research, 21(5), 633–642. https://doi.org/10.1093/her/cyl032.
Morris, I. (2009). Teaching happiness and well-being in schools. New York: Mixed Souces.
Owoeye, J. S., & Yara, P. O. (2011). School facilities and academic achievement of secondary school agricultural science in Ekiti State, Nigeria. Asian Social Science, 7(7), 64-74. https://doi.org/10.5539/ass.v7n7p64.
Patrick, H., & Drake, B. M. (2009). Middle school. Retrieved Agust 2, 2019, from The Gale Group, Inc: http://www.education.com/reference/article/schooltransitions/.
Prasetyo, Y. B. (2009). Evaluasi kesejahteraan sekolah dengan pendekatan sekolah sejahtera di SMP 24 Malang. Laporan Penelitian. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang.
Santrock, J. W. (2007). Remaja, edisi kesebelas (alih bahasa: B. Widyasinta). Jakarta: Erlangga.
Shaffer, E., Suldo, S., Loker, T., & March, A. (2010). How adolescents' mental health predicts their physical health: Unique contributions of indicators of subjective well-being and psychopathology. Applied Research Quality Life, 5(3), 203-217. https://doi.org/10.1007/s11482-010-9105-7.
Sukmadinata, N. S. (2004). Landasan psikologi proses pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.
Syah, M. (2007). Psikologi pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.
WHO. (1998). Health-promoting schools. Geneva, Switzerland: World Health Organization Division of Health Promotion, Education and Communication Health Education and Health Promotion Unit.
Refbacks
- There are currently no refbacks.