School well being pada sekolah menengah pertama dengan program tahfidz Al-qur’an
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan school well-being pada siswa di sekolah menengah pertama (SMP) dengan program tahfidz di kota Yogyakarta, Indonesia. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Data penelitian kuantitatif dikumpulkan melalui penyebaran angket sederhana yang disusun berdasarkan model school well-being dan berfungsi sebagai data screening sedangkan data kualitatif diperoleh dari hasil observasi dan wawancara yang berfungsi sebagai data pendukung. Sebanyak 28 orang siswa di SMP dengan program tahfidz dipilih secara acak untuk mengisi angket dan sebanyak 6 orang yang telah mengisi angket telah diwawancara. Data penelitian kuantitatif ditampilkan secara deskiptif dalam bentuk grafik sedangkan data kualitatif dianalisis dengan teknik tematik. Peneliti menemukan bahwa Aspek pemenuhan diri (being) siswa terpenuhi melalui ketersediaan sarana pengembangan soft skill dan dukungan penuh dari sekolah. Aspek hubungan sosial (loving) terpenuhi melalui terjalinnya hubungan interpersonal yang kooperatif antar guru dan siswa, antar sesama teman dan dukungan dari orang tua. Peneliti juga menemukan siswa yang belum merasa school well-being terpenuhi dikarenakan kurangnya sarana dan prasarana dan kondisi psikologis (having) yang berpengaruh terhadap kondisi kesehatan.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Christie, H., Tett, L., Cree, V., Hounsell, J ., & McCune, V. (2008). Studies in higher education: A real rollercoaster of confidence and emotions learning to be a university student. Studies in Higher Education, 37–41. https://doi.org/10.1080/03075070802373040
Hidayah, N., Pali, M., Ramli,. & Hanurawan, F. (2016). Students well-being assesment at school. Journal of Educational, Health and Community Psychology, 5(1).
Hidayah, N. (2016). Strategi pembelajaran tahfidz al-qur’an di lembaga pendidikan. 4(1), 63–81.
Khatimah, H. (2015). Gambaran school well-being pada peserta didik program kelas akselerasi di SMA Negeri 8 Yogyakarta. PSIKOPEDAGOGIA, 4(1), 20–30.
Konu, A., Alanen, E., Lintonen, & Rimpela, M. (2002). Factor structure of the school well-being model. Health Education Research, 17(6), 732–742.
Lubbers, Miranda, Werf, V., D., Margaretha, P., C., Tom., & Creemers, B. P. (2006). The impact of peer relations on academic progress in junior high. Journal of School Psychology, 44(6), 491-512. Doi: https://doi.org/10.1016/j.jsp.2006.07.005
Sarafino, E. P., & Smith, T. W. (2014). Health psychology biopsychosocial interactions. Amerika: Wiley.
Santrock, J. (2007). Remaja (11th ed.). Jakarta: Erlangga.
Soutter, A.K., Gilmore, A., & O’Steen, B. (2010). How do high school youths’ educational experiences relate to well-being? toward a trans-diciplinary conceptualization. Journal Happines Study, 591–631. https://doi.org/10.1007/s10902-010-9219-5
Wang, M.T., & Jessica, L. D. (2015). School climate : A Review of the construct, measurement , and impact on student outcomes. Educational Psychology Review, 28(2), 315-352. Doi: https://doi.org/10.1007/s10648-015-9319-1
Wijayanti, P.A.K., & Sulistiobudi, R. A. (2018). Peer relation sebagai prediktor utama school well being siswa Sekolah dasar. Jurnal Psikologi, 17(1), 56–67.
Refbacks
- There are currently no refbacks.