Mikroorganisme sebagai agen bioremediasi limbah merkuri (Hg) penambangan emas

Anggi Reza Pramesti, Sella Mustika, Nurul Habibah, Sofia Puspitarini, Meichica Serlie, Oktira Roka Aji

Abstract


Banyaknya kegiatan Penambangan Emas Tanpa Ijin (PETI) di Indonesia menjadi sumber utama terjadinya pencemaran limbah merkuri. Merkuri merupakan salah satu jenis polutan logam berat yang bersifat toksik. Merkuri menimbulkan masalah serius pada kesehatan manusia karena dapat terakumulasi pada tubuh dan bersifat neurotoksin. Beberapa bakteri memiliki kemampuan resisten terhadap merkuri. Sejumlah bakteri yang resisten terhadap limbah merkuri telah diisolasi dari berbagai lokasi pertambangan emas di Indonesia. Beberapa bakteri lokal tersebut dirangkum dalam penelitian ini. Bakteri tersebut diantaranya yaitu : Bacillus sp., Escherichia coli, Enterobacter cloacea, Enterobacter aerogenes, Klebsiella pneumoniae, Alcaligenes sp., Pseudomonas sp., Enterobacter agglomerans, Proteus vugaris, Proteus mirabilis, Enterobacter hafniae, Kliebsella sp., Lactobacillus sp., Morganella morganii, Brevundimonas vesicularis, Nitrococcus mobilis, Fusobacterium aquatile, dan Fusobacterium necrogenes. Bakteri yang resisten terhadap merkuri tersebut dapat dimanfaatkan sebagai agen untuk remediasi wilayah yang tercemar limbah merkuri

Keywords


Bioremediasi; Tambang emas; Bakteri resisten merkuri (Hg)

Full Text:

PDF

References


Andri, D.H., Anies., & Suharyo, H. 2011. Kadar merkuri pada rambut masyarakat di sekitar penambangan emas tanpa ijin. Media Medika Indonesiana. 45(3):181-187

Barkay, T. 1992. Enciclopedia of Microbiology 3th Ed. Academic Press. Inc. New York. 3:65-74

Chang, J.S., Y.P. Chao., W.S. Law. 1998. Repeated fed-batch operation for Microbial Detoxification of Mercury Using Wild-Type and Recombinant Mercury-Resistant Bacteria. Biotechnol. 64:219-230

EPA (Environmental Protection Agency). 1997. Mercury Study Report to Congress, EPA-452/R97-003. Washington, DC: U.S.

Fatimawali, Billy K., Irawa Y., Rosdiana N., dan Fatmawaty Baharuddin. 2009. Populasi bakteri pada tanah bekas buangan limbah merkuri tambang emas di kabupaten bolaang mongondow: penelitian pendahuluan. Jurnal Kedokteran Yarsi. 17(2):134-141

Fatimawali, Fatmawaty B., dan Irawan Y. 2011. Isolasi dan identifikasi bakteri resisten merkuri dari muara sungai sario yang dapat digunakan untuk detoksifikasi limbah merkuri. Jurnal Ilmiah Sains. 11(2):282-288

Hursh, J.B., T.W. Clarkson, E.F. Miles, and L.A. Goldsmith. 1989. Precutaneous absorption of mercury vapor by man. Arch. Environ. Health 44(2):120-127.

Hyman, Mark. 2004. The Impact Of Mercury on Human Health and The Environment. Alternative Therapies.10(6).

Komalig, M.R. 2011. Potensi Kontaminasi Merkuri di Lingkungan Perairan dan Manusia di Sungai Talawaan. Tesis tidak dipublikasikan. Program Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi, Manado.

Kompas. 2017. Merkuri papar jutaan warga. Website: www.kompas.id. Diakses : 29 Agustus 2019

Lutfi, S.R., Wignyanto, dan Evi K. 2018. Bioremediasi merkuri menggunakan bakteri indigenous dari limbah penambangan emas di tumpang pitu, banyuwangi. Jurnal Teknologi Pertanian. 19(1):15-24

Mathema. V. B., Balkrishna C. T. dan Mika S. 2011. Bacterial mer operon-mediated detoxification of mercurial compounds: a short review. Arch Microbiol.193: 837-844

Misra, T.K. 2000. Encyclopedia of Microbiology 2nd Ed. 2:618-627.

Naguib M. M., Ahmed O. E., dan Ahmed S. K. 2018. Microbial diversity of mer operon genes and their potential rules in mercury bioremediation and resistance. The Open Biotechnology Journal.12: 56-77

Nascimento, A.M.A., E. Chartone-Souza. 2003. Operon mer : Bacterial Resistance to Mercury and potential for bioremediation of Contaminated Environments. Genet. Mol. Res. 2(1):92-101

Nurfitriani, S. Umi C., Yulia N., Amrullah F., dan Eko H. 2018. Kemampuan akumulasi merkuri oleh bakteri yang diisolasi dari tailing tambang emas skala kecil. Prosiding Seminar Nasional Lahan Suboptimal, Palembang 18-19 Oktober 2018.

Palar H. Pencemaran dan toksikologi logam berat. Rineka Cipta. Jakarta. 2008.

Pangestu, R. Musjaya M.G., dan Miswan. 2014. Deteksi bakteri resisten merkuri pada areal tromol pertambangan emas kelurahan poboya provinsi sulawesi tengah. Biocelebes. 8(1):1-9

Payung, W. T., Fatimawali, dan Novel S. K. 2018. Identifikasi secara biomolekuler dan uji daya reduksi bakteri resisten merkuri yang diisolasi dari air di wilayah bekas tambang emas rakyat desa tanoyan utara. Pharmacon Jurnal Ilmiah Farmasi. 7(2):28-40

Retnowati, Yuliana. 2011. Isolasi dan identifikasi bakteri pengguna merkuri dari sedimen sungai yang terkontaminasi limbah tambang emas. Saintek. 6(1)

Sembel, T.D. 2015. Toksiklogi Lingkungan: Dampak Pencemaran dari Berbagai Bahan Kimia dalam Kehidupan Sehari – hari. Andi : Yogyakarta.

Tugaswati T. 1997. Studi pencemaran merkuri dan dampaknya terhadap kesehatan masyarakat di daerah Mundu Kabupaten Indramayu. Buletin Penelitian Kesehatan.2(25).

UNEP (United Nations Environment Programme). 2002. Global Mercury Assessment. In. Geneva,Switzerland Website: http://www.chem.unep.ch;

Vidali, M. 2001. Bioremediation. An overview Pure Appl. Chem. 73(7):1163-1172.

Widodo. 2008. Pengaruh perlakuan amalgamasi terhadap tingkat perolehan emas dan kehilangan merkuri. Jurnal Riset Geologi dan Pertambangan. 18(1): 47-53.

Yani, Suryani. 2011. Bioremediasi Limbah Merkuri Dengan Menggunakan Mikroorganisme Pada Lingkungan yang Tercemar. Jurnal Review. 1(2).

Zaharani, F., & Salami, I.R.S. 2015. Kandungan merkuri pada urin dan rambut sebagai indikasi paparan merkuri terhadap pekerja tambang emas tanpa izin (PETI) di desa pasar terusan kecamatan muara bulian kabupaten batanghari-Jambi. Jurnal Teknik Lingkungan. 21(2):169-179.




DOI: https://doi.org/10.26555/symbion.3506

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2020 Symbion



Symbion organized by

Deparment of Biology Education

Faculty of Teacher Training and Education

Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta

Campus 4 UAD Jl. Ringroad Selatan, Kragilan, Tamanan, Banguntapan, Bantul,

Special Region of Yogyakarta, 55191