MEMPERSIAPKAN GENERASI EMAS DITINJAU DARI KESIAPAN KARATER REMAJA DARI SEGI KECERDASAN EMOSIONAL-SPIRITUAL (ESQ)
Abstract
Pendidikan karakter sudah menjadi isu utama Indonesia dalam rangka membangun generasi emas. Hal ini diawali dengan pembentukan karakter dari pemuda bangsa yaitu para remaja yang berada pada periode perkembangan yang memiliki banyak potensi. Pembentukan karakter remaja sangat penting dengan beragamnya fakta di lapangan bahwa remaja saat ini sudah sangat mudah dimasuki hal-hal negatif yang dapat merusak diri dan bangsa. Setiap detik yang kita pilih merupakan jalan menuju keberhasilan diri. Akan menjadi seperti apa diri sendiri, berhasil atau tidaknya untuk survive dalam kehidupan maka bergantung pada kekuatan mengambil sikap melalui kesadaran diri. Kesadaran inilah yang sekarang semakin menipis. Baik dalam kesadaran bertindak, bertingkah laku, mengatur emosi dan sikap maka diperlukan adanya pemahaman diri akan kecerdasan emosional-spiritual (ESQ). Perlu adanya suatu kajian untuk melihat kondisi remaja sekarang ini dengan konsep yang diusung dalam menuju generasi Indonesia yang lebih baik. Hal yang menjadi sorotan khususnya bagaimana andil masyarakat dalam menentukan generasi emas yang bisa dijadikanfaktor yang mempengaruhi pada pembentukan karakter remaja. Maka hal ini tidak lepas dari peran serta bimbingan dan konseling baik di sekolah maupun di masyarakat.
References
Agustian, A. G. (2003). ESQ Power: Sebuah Inner Journey Melalui Al-Ihsan. Penerbit Arga: Jakarta.
Al-Quran dan Terjemahnya. (2010). Departemen Agama RI. Bandung: CV Penerbit Diponegoro.
Suharsimi. (2013). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Azwar, S. (2014). Penyusunan Skala Psikologi. Pustaka Pelajar: Yogyakarta.
Barbery, M. (2017). Kemolekan Landak. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Cornish, J A., & Ericson et all. (2010). Handbook of Multicultural Counseling Competencies. New Jersey: John Wiley & Sons, Inc.
Covey, S. R. (2015). The Seven Habits of Highly Effevtive People (7 Kebiasaan Manusia yang Sangat Efektif). Jakarta: PT Dunamis Intra Sarana.
Fahmy, R., dkk. (2015). Measuring Student Perceptions to Personal Character Building in Education: An Indonesian Case in Implementing New Curriculum in High School. Procedia-Social and Behavioral Sciences 211 (2015) 851-858
Ferdiawan, Erick & Wira Eka Putra. (2013). ESQ Education for Children Character Building Based on Phylosophy of Javaness in Indonesia. Procedia-Social and Behavioral Sciences 106 (2013) 1096-1102.
Ladda, S. (2012). The Development of Teaching Pattern for Promoting the Building Up of Character Education Based on Sufficiency Economy Philosophy in Thailand. Procedia-Social and Behavioral Sciences 69 (2012) 1812-1816.
Maktub, A. W. (2017). Menuju Pendidik Inspiratif yang Beretos Wirausaha dan Berkepribadian Pancasila. Universitas Pancasakti Tegal. Materi powerpoint disampaikan pada Seminar Nasional FKIP UPS Tegal Senin 15 Mei 2017.
Myres, D. G. (2012). Psikologi Sosial Ed 10 Buku 2. Jakarta: Salemba Humanika.
Panduan Operasional Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling Sekolah Menengah Pertama (SMP). (2016). Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan.
Permendikbud Tahun 2014 Nomor 111.
Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Alfabeta: Bandung.
Supriyanto, A. (2016). Collaboration Counselor and Parent for Developing Student Spiritual Competency trough Comprehensive Guidance and Counseling Service. FOKUS KONSELING: Jurnal Bimbingan dan Konseling, 2(1).
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Refbacks
- There are currently no refbacks.