PENGUATAN KOMPETENSI MELAKUKAN KONSELING INDIVIDU GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DENGAN MODEL JOB-EMBEDDED PROFESSIONAL DEVELOPMENT
Abstract
Guru merupakan bidang pekerjaan profesional yang sejajar dengan profesi lain. Hal ini berarti tidak semua profesi dapat dikatakan sebagai guru. Konselor merupakan salah satu profesi yang keberadaannya sejajar dengan guru. Salah satu kompetensi konselor adalah melakukan konseling. Namun hasil penelitian sebelumnya menunjukkan pelaksanaan konseling oleh guru pembimbing belum sesuai dengan yang diharapkan, yakni masih kurangnya kemampuan pembimbing dalam menangani dan menggali masalah yang dihadapi siswa. Kompetensi konselo senantiasa harus terus ditingkatkan untuk dapat memberikan efek positif dalam pengembangan potensi siswa yang optimal. Ada beberapa strategi pengembangan kompetensi konselor yaitu 1) melalui pelaksanaan tugas,2) melalui responsi, 3) melalui penelusuran dan perkembangan diri, 4) dukungan sistem. Salah satu model pengembangan kompetensi profesional adalah melalui pelaksanaan tugas (job embededd). Pada penelitian ini berfokus pada model pengembangan kompetensi profesional dalam melakukan konseling.dengan job embebdded profesional development. Salah satu model pengembangan profesional guru yang mutakhir berdasarkan penelitian-penelitian relevan adalah model job-embedded profesional development. Model ini dipandang mampu berdampak positif bagi pengembangan guru karena pelaksanaan model ini lazimnya dalam bentuk on-site, yaitu di kelas tempat guru mengajar. Pengembangan diri model workshop belum efektif dalam mengembangkan kompetensi guru dalam melakukan konseling. model job-embedded profesional development, guru bimbingan dan konseling secara berlanjutan dilakukan pendampingan(mentoring) dalam penguatan kompetensi konseling.
Full Text:
PDFReferences
Sianturi, C. L. (2013). Asesmen Kebutuhan Pengembangan Profesionalisme Guru SMK. Jurnal Pendidikan Humaniora, hal. 16-24, vol. 1, no. 1, tahun 2013
Depdiknas. (2008). Penataan Pendidikan Profesional Konselor dan Layanan Bimbingan dan Konseling Dalam Jalur Pendidikan Formal. Jakarta : Depdiknas.
Departemen Pendidikan Nasional. (2008). Penataan Pendidikan Profesional Konselor dan Layanan bimbingan dan konseling: dalam Jalur Pedndidkan Formal. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
________________. (2008). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2008 Tentang Standar Kualifikasi Akademik Dan Kompetensi Konselor. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2012). Pembinaan dan Pengembangan Profesi Guru Buku 2 Pedoman Pelaksanaan Penilaian Kinerja Guru. Jakarta : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Kamaluddin, H. (2011). Bimbingan dan Konseling Sekolah. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, 17(4), 447-454.
Kusmaryani, R. E. (2010). Penguasaan Keterampilan Konseling Guru Pembimbing di Yogyakarta. Jurnal Kependidikan, 40(2).
Hawley, W. D., & Valli, L. (1999). The essentials of effective professional development: A new consensus. In L. Darling-Hammond & G. Sykes (Eds.), Teaching as the learning profession: Handbook of policy and practice (pp. 127–150). San Francisco: Jossey-Bass
Hirsh, S. (2009). A new definition. Journal of Staff Development, 30(4), 10–16.
Hajati, K. (2010) Model Program peningkatan kompetensi konselor sekolah menengah atas berbasis standar kompetensi konselor indonesia. Disertasi Doktor pada SPS Upi Bandung: tidak diterbitkan
Ningsih. (2009). Profil Kompetensi Konselor di kabupaten Cirebon. Skripsi. Universitas Pendidikan Indonesia. Tidak diiterbitkan: Bandung
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2008 Tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Konselor
Rachmawati, T., & Daryanto. (2013). Penilaian Kinerja Profesi Guru dan Angka Kreditnya. Yogyakarta: Gaya Media.
Suwarjo. (2012). Keterampilan Konseling Individu. Modul PLPG bimbingan dan konseling Rayon 11 Universitas Negeri Yogyakarta : Yogyakarta
Willis, S. S. (2007). Teori dan Praktek Konseling Individual.
Refbacks
- There are currently no refbacks.