FAKTOR RISIKO KECACINGAN MENYEBABKAN STUNTING

Abstract

Pemerintah Indonesia menjadikan stunting sebagai fokus dari pembangunan di bidang kesehatan.  Faktor risiko stunting didominasi oleh kejadian infeksi yang dialami selama 1000 hari usia kehidupan. Penyakit infeksi yang dapat menjadi faktor risiko stunting dalam 1000 hari usia kehidupan adalah kecacingan, pneumonia dan diare. Tujuan dari pengabdian kepada masyarakat ini adalah untuk mencegah kejadian stunting dengan jargon “Gunungkidul Semangat Gugah Nyanting”, dimana salah satu kegiatannya adalah dengan memberikan pengobatan dan pencegahan kecacingan pada anak berusia di bawah 2 tahun (baduta).  Pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat diawali dengan mengumpulkan kader PKK di wilayah dusun Jeruksari dan Tawarsari, Kecamatan Wonosari, Gunungkidul, untuk diberikan edukasi mengenai faktor risiko stunting. Pertemuan tersebut, para kader diminata untuk mengumpulkan sampel feses dari anak baduta di area pedusunan tersebut, dan menyerahkan ke puskesmas untuk diperiksa apakah terdapat telur cacing atau tidak. Dalam waktu satu minggu, telah terkumpul 40 sampel feses baduta dan ditemukan 6 diantaranya terinfeksi cacing (15%). Empat baduta terinfeksi cacing Ancylostoma duodenale dan dua baduta terinfeksi cacing Ascaris lumbricoides. Baduta yang terinfeksi cacing akan diberi pengobatan dan diperikasa kembali fesesnya setelah 4 minggu pengobatan. Baduta yang tidak terinfeksi cacing akan diberikan obat cacing sebagai upaya pencegahan. Diharapkan, dengan adanya pengobatan dan pencegahan ini, gizi baduta akan tercukupi dengan baik dan dapat mencegah kejadian stunting.