Tingkat Toleransi Agama Pemuda Desa Kasie Kasubun Provinsi Bengkulu

Wulan Sapitri, Rizki Amalia, Sumaryati Sumaryati

Abstract


ABSTRAK

Toleransi adalah sikap saling menghargai satu sama lain. Sikap toleransi sangat dibutuhkan dalam kehidupan bermasyarakat untuk menciptakan kedamaian. Toleransi beragama merupakan salah satu nilai yang terkadung dalam Pancasila sila pertama yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa. Namun, pada kenyataannya masih banyak konflik yang terjadi akibat kurangnya rasa toleransi dimasyarakat. Desa Kasie Kasubun merupakan desa yang terletak disalah satu Kecamatan Padang Ulak Tanding Kabupaten Rejang Lebong Provinsi Bengkulu. Desa kasie kasubun ini memiliki keberagaman baik dari segi suku, budaya, bahasa dan agamanya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa tinggi tingkat toleransi Pemuda Desa Kasie Kasubun Provinsi Bengkulu. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan pengumpulaan data menggunakan google form. Populasi dalam penelitian artikel adalah Pemuda Pemudi Desa Kasie Kasubun. Hasil hipotesis dari hasil observasi menunjukkan tingkat toleransi Pemuda Desa Kasie Kasubun sudah tinggi yang berarti bahwa toleransi yang ada sudah baik.

 

ABSTRACT Tolerance is mutual respect for one another. Tolerance is needed in social life to create peace. Religious tolerance is one of the values contained in the first Pancasila, namely Belief in the One Supreme God. However, in reality there are still many conflicts that occur due to a lack of tolerance in society. Kasie Kasubun Village is a village located in one of the Bengkulu Provinces, Rejang Lebong Regency, Padang Ulak tanding sub-district. Kasie Kasubun village has diversity in terms of ethnicity, culture, language and religion. The purpose of this study was to determine how high the tolerance level of the youth of Kasie Kasubun village, Bengkulu Province. This study uses quantitative methods with data collection using google form. The population in the research article is the youth of the Kasie Kasubun village. The results of the hypothesis from observations show that the level of tolerance of the youth of Kasie Kasubun village is already high, which means that the existing tolerance is good.


References


Fitriani, S. (2020). Analisis: Jurnal Studi Keislaman Keberagaman dan Toleransi Antar Umat Beragama. Jurnal Studi Keislaman, 20(2), 179–192. http://ejournal.radenintan.ac.id/index.php/analisisDOI:http://dx.doi.org/10.24042/ajsk.v20i2.5489

Madjid, N. (1995). Islam Agama Kemanusiaan Membangun Tradisi dan Visi Baru Islam Indonesia. Paramadina.

Rahani, R. (2012). Variabel-variabel yang Memengaruhi Status Kekayaan Rumah Tangga dengan Kepala Rumah Tangga Janda Bekerja Berdasarkan Wealth Index di Indonesia Tahun 2007. STIS.

Rochmanudin, W. (2019). Kasus Intoleransi dan Kekerasan Beragama Sepanjang 2018.

Saefuddin, A. M. (1987). Desekularisasi Pemikiran: Landasan Islamisasi. Mizan.

Sulaeman, N. A. (2021). Pendampingan Kehidupan Beragama Nelayan Pantai Pameungpeuk–Garut. UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

Winanto, D. . dkk. (2017). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Sikap Toleransi di Indonesia. Pusat Data Dan Statistik Pendidikan Dan Kebudayaan (PDSPK) Kemdikbud, 28–29. http://publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FE52CE11-862A-42C3-9527-DB09E874C6C4_.pdf


Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.